MAKALAH
“PERSON
CENTRED THERAPY”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
“Konseling dan
Psikoterapi”
Dosen Pembimbing :
Ayu Imasria Wahyuliarmy, M.Si.
Disusun Oleh :.
1.
Bthari Sekar
Arum (1733143012)
2.
Luluk Latifah (1733143032)
3.
Naila Mariyatul
Ulfa (1733143052)
4.
Syafi’ah
Wulan S (1733143070)
SEMESTER
III
TASAWUF PSIKOTERAPI
FAKULTAS
USHULUDDIN
ADAB dan DAKWAH
IAIN
TULUNGAGUNG 2014-2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, bahwa hanya dengan
petunjuk dan hidayah Allah SWT penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan
sampai dihadapan para pembaca yang berbahagia. Semoga kiranya bermanfaat yang
sebesar-besarnya dan memberikan sumbangan yang berarti bagi pendidikan pada
masa sekarang dan yang akan datang.
Dengan terselesaikannya pembuatan
makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak
Dr.Maftukhin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2.
Ibu Ayu Imasria Wahyuliarmy, M. Si, Selaku Dosen Pengampu mata kuliah Konseling dan Psikoterapi yang
membimbing dan memberi pengarahan kepada kami.
3.
Admisi
Pendidikan selaku tenaga kerja perpustakaan yang telah memberi izin untuk
meminjamkan buku-buku perpustakaan.
4.
Serta semua
pihak yang berpartisipasi untuk meyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa apa yang
disajikan didalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu,
dengan segala kerendahan hati penyusun mengharap kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya dengan syukur alhamdulillah
atas terselesaikannnya makalah ini, diiringi do’a semoga bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Tulungagung, 5 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................... 2
Daftar Isi ..................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
................................................................................ 4
B. Manfaat
Pembelajaran .................................................................. 4
C. Tujuan Pembahasan
........................................................................ 4
BAB II PENDEKATAN TEORI
A.
Pengertian Person Centred Therapy
............................................... 5
B. Sejarah Person
Centred Therapy ..................................................... 5
C. Konsep dan Teori
Person Centred Therapy .................................... 6
D. Tujuan Person
Centred Therapy ..................................................... 7
E. Hubungan dan Peran
Terapi dalam Person Centred Therapy ......... 7
F.
Permasalahan Klien ......................................................................... 8
G. Proses Person
Centred Therapy ...................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
.................................................................................... 9
B. Kelemahan dan
Kelebihan ............................................................. 10
C. Saran
.............................................................................................. 10
Daftar Pustaka .................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Person
Centred Therapy di pelopori oleh Carl R. Rogers. Ia adalah tokoh Teori
Kepribadian Humanistik. Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centred
sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar
dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan client-centred adalah cabang
khusus dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan yang akan
dilakukan oleh klien berikut dunia subjektif dan fenomenalnya. Perkembangan
pendekatan client-centred disertai peralihan dari penekanan pada kepribadian,
keyakinan dan sikap ahli terapi, serta pada hubungan terapeutik. Salah satunya
adalan person-centred.
B. Manfaat
Pembelajaran
Setelah memahami Person Centred Therapy, maka
mahasiswa dapat menerapkan terapi ini dalam kasus-kasus yang sering di temui.
Dan mahasiswa juga menjadi yakin pada kemampuan yang dimilikinya dan menjadi
pribadi yang utuh.
C. Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk
mengetahui tentang Person Centred Therapy. Dan juga untuk memenuhi tugas mata
kuliah Konseling dan Psikoterapi.
BAB II
PENDEKATAN TEORI
A. Pengertian
Person Centred Therapy
Menurut
Rogers yang dikutip yang di kutip oleh Gerald Corey menyebutkan bahwa, terapi
client centred merupakan teknik konseling dimana yang paling berperan adalah
klien sendiri, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap
masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberi pengertian bahwa klien di
pandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta
situasiyang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.
Sedangkan menurut Prayitno dan Erman Anti, terapi
client centred adalah klien diberi kesempatan mengemukakan persoalan, perasaan
dan pikiran-pikirannya secara bebas. Pendekatan ini juga mengatakan bahwa
seseorang yang mempunyai masalah pada dasarnya tetap memiliki potensi dan mampu
mengatasi masalahnya sendiri.
Pendekatan terapi client centred menekankanpada
kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan
masalah dirinya.
Jadi Person Centred Therapy atau terapi Client Centred
adalah terapi yang berpusat pada diri klien, yang mana seorang konselor hanya
memberikan terapi serta mengawasi klien pada saat mendapatkan pemberian terapi
tersebut agar klien dapat berkembang atau keluar dari masalah yang di
hadapinya.
B. Sejarah Person
Centred Therapy
Person centered therapy di cetuskan oleh Carl Ransom
Rogers, Ia memiliki pandangan tentang
manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu bersifat positif, makhluk yang
optimis, penuh harapan, aktif, bertanggung jawab, memiliki potensi kreatif,
bebas, dan berorientasi ke masa yang akan datang dan selalu berusaha untuyk
melakukan self fullfillment (memenuhi
kebutuhan dirinya sendiri) untuk bisa beraktualisasi diri. Filosofi tentang
manusia berimplikasi dan menjadi dasar pemikiran dalam praktek terapi person
centered.
Pada mulanya ia mengembangkan pendekatan konseling
yang disebut non-directive counseling (1940). Pendekatan ini sebagai reaksi
terhadap teori-teori konseling yang berkembang saat itu yang terlalu
berorientasi pada konselor atau directive counseling dan terlalu tradisional.
Pada 1951, Rogers mengubah namanya menjadi Client-Centered Therapy. Kemudian
pada 1957 Rogers mengubah sekali lagi pendekatannya menjadi konseling yang
berpusat pada person (person centred therapy). Terapi ini memperoleh sambutan
positif dari kalangan ilmuwan maupun praktisi, sehingga dapat berkembang secara
pesat. Hingga saat ini, terapi ini mash relevan untuk dipelajari dan
diterapkan.
C. Teori dan Konsep
Person Centred Therapy
Konsep dasar dari person centred therapy adalah :
a. Bahwa individu
memiliki kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri (actualizing tendencies)
yang berfungsi satu sama lain dalam sebuah organisme.
b. Menekankan pada
unsur atau aspek emosional dan tidak pada aspek intelektual.
c. Menekankan pada
situasi yang langsung dihadapi individu, dan tidak pada masa lampau.
d. Menekankan pada
dorongan dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu yang berkembang, untuk
hidup sehat dan menyesuaikan diri.
Di dalam terapi terdapat dua kondisi inti, yaitu :
a. Congruence merujuk pada bagaimana bagaimana terapis dapat
memaksimalkan dan menggiring pengalaman agar klien sadar dan memaknai
pengalaman tersebut.
b. Unconditional Positive Regard adalah bagaimana terapis dapat menerima klien apa
adanya, dimana terapis membiarkan dan menerima yang diucapkan klien, yang
dipikirkan klien, dan yang dilakukan klien.
Terdapat juga konsep dasar dari sisi klien, yaitu :
a. Self Concept merujuk pada bagaimana klien
memandang-memikirkan-mengahargai diri sendiri.
b. Locus Of Evaluation merujuk dari sudut
pandang mana klien menilai diri. orang yang bermasalah akan terlalu
menilai diri mereka berdasar persepsi orang lain.
c. Experiencing merujuk pada proses di mana klien mengubah pola
pandangnya, dari yang kaku dan terbatas menjadi lebih terbuka.
D. Tujuan Person
Centred Therapy
1. Membantu klien
untuk terbuka terhadap pengalamannya.
2. Menumbuhkan
kepercayaan diri klien.
3. Membantu klien
untuk membuat keputusan sendiri.
4. Membantu klien
menyadari bahwa manusia tumbuh dalam suatu proses.
E. Hubungan dan
Peran Terapis
Menurut Rogers, terapis mempunyai hubungan yang
membantu keberhasilan terapi yaitu kongruen, penerimaan positif tanpa syarat dan
empatik terapis mencoba mendapatkan tanggapan kembali dari klien dengan lebih
banyak informasi. Person centred therapy menekankan pada sikap dan kepercayaan
dalam proses terapi antara terapis dengan klien. Perlu adanya respek terhadap
klien dan keberanian pada seorang terapis untuk mendorong klien agar bersedia
mendengarkan dirinya sendiri dan mengikuti arah-arahannya sendiri terutama pada
saat klien membuat pilihan-pilihan yang bukan merupakan pilihan yang diharapkan
terapis.
Peran utama terapis adalah menyiapkan susana agar
potensi kemampuan yang ada pada dasarnya ada pada diri klen itu berkembang
secara optimal, dengan jalan menciptakan hubungan konseling yang hangat. Dalam
suasana seperti itu, terapis merupakan agen pembangunan yang mendorong
terjadinya perubahan pada diri klien tanpa terapis terlibat langsung dalam
proses perubahan tersebut.
F. Permasalahan
Klien
Permasalahan klien pada person centred therapy adalah klien
yang mengalami pengasingan. Yaitu orang yang tidak memperoleh penghargaan
positif dari orang lain, ketidak selarasan antara pengalaman dan self,
mengalami kecemasan yang ditunjukkan oleh ketidak konsistenan mengenai konsep
dirinya dan berperilaku yang salah penyesuaiannya.
G. Proses Person
Centred Therapy
Proses konselingnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Klien datang
kepada terapis atas kemauan sendiri. Apabila datang atas suruhan orang lain,
maka terapis harus mampu menciptakan situasi yang sangat bebas dengan tujuan
agar klien mampu memilih sendiri apakah ia akan terus minta bantuan atau akan
membatalkannya.
b. Terapis
memberanikan klien agar ia mampu mengemukakan perasaanya atau permasalahannya
secara apa adanya, lengkap dan jelas.
c. Terapis menerima
perasaan klien serta memahaminya.
d. Terapis berusaha
agar klien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya/masalahnya.
e. Klien menentukan
pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya.
f. Klien
merealisasikan pilihan itu dalam tindakan/perbuatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Person Centred Therapy atau terapi Client Centred
adalah terapi yang berpusat pada diri klien, yang mana seorang konselor hanya
memberikan terapi serta mengawasi klien pada saat mendapatkan pemberian terapi
tersebut agar klien dapat berkembang atau keluar dari masalah yang di
hadapinya. Pada mulanya ia mengembangkan pendekatan konseling yang disebut
non-directive counseling (1940). Pendekatan ini sebagai reaksi terhadap
teori-teori konseling yang berkembang saat itu yang terlalu berorientasi pada
konselor atau directive counseling dan terlalu tradisional. Pada 1951, Rogers
mengubah namanya menjadi Client-Centered Therapy. Kemudian pada 1957 Rogers
mengubah sekali lagi pendekatannya menjadi konseling yang berpusat pada person
(person centred therapy). Terapi ini memperoleh sambutan positif dari kalangan
ilmuwan maupun praktisi, sehingga dapat berkembang secara pesat. Hingga saat
ini, terapi ini mash relevan untuk dipelajari dan diterapkan.
Teori dan konsep dasar Person Centred Therapy yaitu
aktualisasi diri merupakan hal yang dapat membatu klien untuk menemukan konsep
diri dan menjadikan dirinya sebagai pribadi yang utuh.
Tujuan dari terapi ini yaitu terapis membantu
mengarahkan klien untuk menyadari potensi yang dimilikinya dan menjadikan
dirinya sebagai pribadi yang utuh. Setelah klien memahami kekurangan dan
kelebihan dirinya, maka klien dapat mengekspresikan isi hati dan dapat
menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai pada diri klien.
Hubungan yang diharapkan adalah bahwa antara terapis
dan klien mempunyai hubungan yang hangat dan rasa saling percaya. Terapis
mempercayai jika klen mampu menemukan penyelesaian yang baik, begitu juga
klien. Permasalahan klien pada person centred therapy adalah klien yang
mengalami pengasingan.
Dalam proses terapi, kondisi inti pada klien akan
mengarahkan diri klien pada konsep diri yang dimilikinya. Selanjutnya, klien
akan mengeksplorasi cara baru dalam memandang dan menyadari dirinya. Setelah
semua itu dilalui klien, maka klien dapat merealisasikan pilhan dan hasil
akhir.
B. Kelebihan dan
Kekurangan Person Centred Therapy
Kelebihan :
1. Pemusatan pada
klien dan bukan pada terapis.
2. Identifikasi dan
hubungan terapis sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian. Sehingga
tidak menekankan pada teknik namun pada sikap terapi.
3. Menawarkan
perspekstif yang lebih uptodate dan
optimis.
4. Klien memiliki
pengalaman positif dalam terapi ketika mereka fokus dalam menyelesaikan
masalahnya.
5. Sifat keamanan.
Individu dapat mengexplorasi pengalaman-pengalaman psikologis yang bermakna
baginya dengan perasaan aman.
Kekurangan :
1. Terapi berpusat
pada klien dianggap terlalu sederhana.
2. Terlalu
menekankan aspek afektif, emosional, perasaan.
3. Tujuannya dirasa
terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai individu.
4. Tidak bisa
digunakan pada penderita psikopatology yang parah.
5. Minim teknik
untuk membantu klien memecahkan masalahnya.
C. Saran
Setelah mempelajari Person Centred Therapy, diharapkan
mahasiswa dapat menerapkan terapi ini dalam sehari-hari. Walaupun banyak teori
lain yang kita pelajari, tidak salahnya menerapkan terapi ini. Hal ini akan
menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang berbagai terapi khususnya Person
Centred Therapy. Materi yang ada dalam makalah ini merupakan sebagian kecil
dari sekian banyak tentang pengetahuan Person Centred Therapy. Penyusun mohon
maaf, dan mengharap kritik dan saran untuk perbaikan makalah.
Daftar Pustaka
Amti Erman dan Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Corey Gerald. 2009. Teori
dan Praktek Konseling Psikoterapi. Bandung : Refika Aditama.
Latipun. 2008. Psikologi
Konseling. Malang : U M M Press.
Pihasniwati. 2008. Psikologi
Konseling. Yogyakarta : Teras.