OBSERVASI
“Kemampuan Berbahasa Bayi Usia 1 Bulan”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
“PSIKODIAGNOSTIK”
Dosen Pembimbing :
Ayu Imasria Wahyuliarmi, M.Psi
Disusun Oleh :.
Naila
Mariyatul Ulfa
(1733143052)
SEMESTER
III
TASAWUF PSIKOTERAPI
FAKULTAS
USHULUDDIN
ADAB dan DAKWAH
IAIN
TULUNGAGUNG 2014-2015
“
KEMAMPUAN BERBAHASA BAYI USIA SATU BULAN”
PANDUAN
OBSERVASI
A.
Kajian Teori
Menurut Havighurst (1984), kemampuan
menguasai bahasa dalam arti belajar membuat suara-suara yang berarti dan
berhubungan dengan orang lain melalui penggunaan suara-suara itu, merupakan
salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi. Hal ini adalah
karena urat-urat saraf dan otot-otot alat bicara sudah berkembang baik sajak
lahir. Olaeh karena itu, jauh sebelum bayi bisa bicara, dia telah mampu meniru
secara selektif nada pembicaraan tertentu. Bahkan sejak sejak akhir bulan
pertama, bayi dapat membedakan suara manusia dengan suara-suara lainnya. Sebuah
penelitian juga menunjukkan bahwa, bayi seperti halnya orang dewasa sudah dapat
membedakan antara huruf mati dan huruf konsonan, seperti “pah” dan “bah”.
Kemampuan ini muncul pada bayi kira-kira usia 1 bulan.
(Kaplan 1971) mengidentifikasi empat tahap
produksi bunyi pada bayi, yaitu: (1) tangisan yang dimulai dari kelahiran, (2)
suara-suara lain dan mendengkur yang dimulai pada akhir bulan, (3) ocehan yang
dimulai pada pertengahan tahun pertama, (4) suara yang telah dipolakan pada
usia menjelang 1 tahun.
Suara pertama yang diucapkan oleh
seorang bayi yang baru lahir adalah tangisan. Menangis adalah salah satu cara
pertama bagi bayi berbicara dengan dunia luar. Melalui tangisan, bayi
memberitahukan kebutuhannya kepada orang lain, seperti menghilangkan rasa
lapar, pedih, lelah, dan keadaan tubuh yang tidak menyenangkan lainnya.
1.
Definisi Operasional
Selama bulan pertama kehidupannya,
bayi sudah mampu mengeluarkan suara-suara sederhana seperti: merengek,
menjerit, menguap, bersin, mengeluh, batuk, bunyi mengarau, menggeram dan
sebagainya.
2.
Indikator Perilaku
·
Merengek
·
Menjerit
·
Menguap
·
Bersin
·
Mengeluh
·
Batuk
·
Bunyi
mengarau
·
Menggeram
·
Nangis
·
Tersenyum
3.
Desain Observasi
a.
Target
behavior
Sasaran
dalam observasi ini adalah bayi normal beruasia 3 minggu, yang akan diamati
mengenai kemampuan berbahasa dari setiap suara-suara yang keluar darinya
berdasarkan stimulus yang ada.
b.
Observer
Nama : Naila Mariyatul ulfa
Usia
: 19 tahun
Jenis
Kelamin : Perempuan
c.
Subjek
Nama : D A
Usia : 1 bulan
Jenis
akelamin : perempuan
d.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Observasi
Tempat : Rumah subjek
Waktu
observasi : Sabtu 15 November 2015:
08.00-08.30
Sabtu 15
November 2015: 15.00-15.30
Lama Observasi :
30 menit
e.
Instrumen
· Pensil
· Paper
f.
Metode observasi
Metode
yang digunakan dalam observasi ini yaitu Direct Observation (observation
langsung) dengn menggunakan observation ini memungkinkan bagi peneliti untuk
mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail. Peneliti dalam
obsevation langsung tidak beruhasa memanipulasi kejadian yang diamati.
g.
Metode Merekam Data
Dalam
observasi kali ini observer menggunakan Rating recording. Pencatatan data
dengan alat ini dilakukan seperti check list, yakni dengan memberikan tannda
check tertentu (silang atau lingkaran) apa bila gejala muncul di dalam kolom
data yang sudah disediakan.
Observer
menggunakan metode pencatatan ini karna menurutnya paling simpel dan mudah
untuk merekam data.
h.
Macam Observasi
Observasi
yang saya lakukan termasuk dalam Observasi Non Partisipan dimana observer tidak
ikut di dalam kehidupan orang yang akan diobservasi, dan secara terpisah
berkedudukan selaku pengamat. Di dalam hal ini observer hanya bertindak sebagai
penonton saja tanpa harus ikut terjun langsung ke lapangan.
B.
Analisis Data
1.
Transkrip Data
Observasi
pertama
Sabtu
pagi, 08.00-08.30, Di rumah subjek
Pagi itu saya mendatangi rumah subjek, dan saaat itu subjek sedang
menyusu ibunya, setelah kira-kira 3 menit ibu sabjek menidukannya di tempat
tidur, dan saya memulai melakukan observasi tepat pukul 08.00. sesaat setelah
ibunya menyudai kegiatannya menyusui, si sabyek mulai merengak-rengek, ketika
ibunya meletakkan jari telunjuknya di bibir subyek rengekan tersebut berubah
menjadi senyum kecil dari subjek, namun ketika ibu subjek menjauhkan tangan
dari subjek rengekan itu kembali terdengar, dan ibunya kembali meletakkan
telunjuknya di mulutnya rengekan itu berhenti lagi dan subjek kembali
menampakkan senyuman kecil lagi, berkali-kali terus seperti itu hingga akhirnya
ibu subjek tidak lagi meletakkan telunjuknya di bibirnya dan subjekpun
menangis. Tangisan itu berhenti ketika ibu mengelus-elus keningnya sesaat
hingga subjekpun akhirnya menguap mungkin karna ia merasa nyaman dan kantukpun
datang. Kemudia ibu menyudai kegiatannya mengusap kening subjek, dan ibunya
mencoba mengajak sabjek bicara (ngliling) dan sabjekpun menaggapinya dengan
suara raungan seolah-olah subjek mengerti apa yang ibunya katakan. Subjek juga
sering mengeram sambil menggeliat dengan mengangkat tangannya keatas. Ia juga
sering menatap keatas entah menatap apa hingga dia tersenyum dengan sendirinya.
Sesekali ia juga bersin dan batuk. Hingga di menit terakhir subjek menangis
cukup lama setelah dilihat ternyata ia ngompol, ibunyapun segera melepas kan
popok dan sekalian melepaskan bajunya karna akan dimandikan. Sebelum saya
menyudahi observasi saya mencium pipik subjek dan iapun menjerit dan
menggerakkan kedua tangannya yang mengepal ke arah pipiku seperti gerakan
memukul. Dan aku pun menyudahi observasi yang pertama ini tepat pukul 08.30.
Hasil
pencatatan data observasi pertama
No
|
Perilaku
|
Tdk
pernah
|
Kadang-kadang
|
sering
|
selalu
|
|
|
0
|
1-2kl
|
3-5kl
|
6-7kl
|
1
|
Merengek
|
1
|
2
|
√
|
4
|
2
|
Menjerit
|
1
|
√
|
3
|
4
|
3
|
Menguap
|
1
|
√
|
3
|
4
|
4
|
Bersin
|
1
|
√
|
3
|
4
|
5
|
Batuk
|
1
|
√
|
3
|
4
|
6
|
Mengarau
|
1
|
2
|
√
|
4
|
7
|
Mengeram
|
1
|
2
|
√
|
4
|
8
|
Nangis
|
1
|
2
|
3
|
√
|
9
|
Tersenyum
|
1
|
2
|
√
|
4
|
Observasi kedua
Sabtu
sore 15.00-15.30, Dirumah subjek
Sore harinya saya kembali datang kerumah subjek untuk melakukan
observasi kedua. Saya datang kerumah subjek pikul 14.45 namun subjek sedang
tertidur dan ibu sabjek sedang merebus air untuk mandi subjek. 5 menit kemudian
subjek bangun dan menangis. Dan saya membantu menyiapkan air di bag untuk mandi
subyek selang beberapa waktu subjek dimandikan oleh ibunya. Sayapun mulai
melakukan observasi ketika subjek selesai mandi tepat pukul 15.00, subjek
ditidurkan diatas tempat tidur yang telah disiapkan semua pakaiaanya dengan
baju dibawah sendiri kemudian grita, dan diatasnya popok dan celana panjang.
sesaat setelah subjek ditidurkan ia bersin-bersin. Kemudian ia mengarau-raung
sambil menggerak-gerakkan kedua tangannya yang terkepal. Saat ibunya mengangkat
kedua kakinya untuk dipakaikan celana ia menjerit kemudian menangis, ia baru
tersenyum ketika rambutya diolesi minyak rambut oleh ibunya. Kemudian ia merengek-rengek dan ibunyapun
menyusuinya, saat disusui ibunya mengajaknya bicara (dikudang) iapun
meraung-raung sambil tepat meyusu. Ketika menyusui ibu sabjek sedikit
batuk-batud dan subjekpun tanpa diduga juga dedikit mengeluarkan suara batuk,
entah itu karna tersedak akibat ibunya batuk atau karna memang meniru suara
yang ditimbulkan oleh ibunya. Setelah cukup lama disusui ibu sabjek mencoba
melepaskan susunya dari subjek tetapi subjek malah menangis dan akhirnya
disusuinya kembali, sesaat kemudian susunya dilepas dengan sendirinya, ibu
subjek mengira ia sudah cukup kenyang dan ibu menutup kembali susunya. Sujek menguap
sekali dengan nggesekkan kepalan tangan kirinya ke arah mata. Sesaat kemudian
kakak subjek yang berusia 9 tahun datang dan memanggil nama subjek, subjekpun
memandang kakaknya dengan tersanyum dalam mulutnya yang belum ditumbui gigi.
Kakaknya mengajak ia ngobrol (ngliling), subjekpun mengarau dengan
menggerak-gerakkan kedua kaki dan tangannya (kroncalan). Terlihat bahwa subjek
senang saat diajak ngobrol oleh kakaknya. Namun setelah kakaknya pergi, subjek mengeam
dengan mengankat kedua tangannya yang mengepal dan membuka lebar kedua kakinya
dengan sedikit menggeliat, kemudian subjek merengek dan menangis, hinnga inunya
menggendonya dan menyusuinya barulah ia diam.
Hasil
pencatatan data observasi kedua
No
|
Perilaku
|
Tdk
pernah
|
Kadang2
|
sering
|
selalu
|
|
|
0
|
1-2kl
|
3-5kl
|
6-7kl
|
1
|
Merengek
|
1
|
√
|
3
|
4
|
2
|
Menjerit
|
√
|
2
|
3
|
4
|
3
|
Menguap
|
1
|
√
|
3
|
4
|
4
|
Bersin
|
1
|
√
|
3
|
4
|
5
|
Batuk
|
1
|
√
|
3
|
4
|
6
|
Mengarau
|
1
|
2
|
√
|
4
|
7
|
Mengeram
|
1
|
2
|
3
|
√
|
8
|
Nangis
|
1
|
2
|
√
|
4
|
9
|
Tersenyum
|
1
|
2
|
√
|
4
|
2.
Hasil Analisis Data Observasi
Setelah
malakukan observasi dua kali, yang masing-masing berdurasi 30 menit. Didapatkan
hasil penghitungan sebagai berikut.
Arr
= jumlah kedua data/semua perilaku yg muncul x 100%
·
5/5
x 100% = 55,5%
·
3/5
x 100% = 33,5%
·
4/9
x 100% = 44,4%
·
4/9
x 100% = 44,4%
·
4/9
x 100% = 44,4%
·
6/9
x 100% = 66,6%
·
7/9
x 100% = 77,7%
·
7/9
x 100% = 77,7%
·
6/9
x 100% = 66,6%
3.
Interpretasi Data
Dari hasil observasi tersebut dapat
di simpulkan bahwa sesungguhnya bayi sudah bisa menunjukkan kemampuan khusus
bahasa, termasuk menyeleksi perhatian, membedakan suara, meniru aspek-aspek
pembicaraan, mensingkronkan gerakan dengan nada suara. Disamping memiliki
kemampuan berbahasa yang dapat berkembang dengan cepat, benyi sejak lahir juga
aktif memproduksi bunyi sekalipun bukan bahasa.
C.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari
form pencatatan, observasi kami menunjukkan hasil bahwa subjek termasuk bayi
dengan perkembangan bahasa yang normal. Dengn bukti bahwa ia telah mampu
menguasai kemampuan bahasa yang seharusnya sesuai usianya. Seperti halnya perilaku
yang paling dominan ia lakukan adalah mengeluarkan tangisan. Fungsi tangisan
tersebut dapat diinterpretasikan menjadi bermacam makna yang menyangkut apa
yang sedang bayi tersebut coba utarakan pada orang disekitarnya terutama pada
kedua orang tuanya.
Kemampuan pada bayi umur 1 bulan
tersebut bayi sudah mampu mengeluarkan suara-suara sederhana seperti: merengek,
menjerit, menguap, bersin, mengeluh, batuk, bunyi mengarau, menggeram dan
sebagainya.
Referensi
Desmita (2012), psikologi perkembangan,Bandung:Remaja
Rosdakarya
http:// Belajar VALIDITAS DAN RELIABILITAS.html
www.ayahbunda.co.id/perkembangan bahasa bayi 0-1 bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar