Perkuliahan Filsafat
Dalam pertemuan kali ini masih melanjutkan pembahasan mengenai
perkembangan pemikiran filsafat barat. Pada pembahasan keli ini sampai pada
Zaman modrn.
·
ZAMAN
MODERN (17-19M)
Filsafat Barat modern kelahirannya disahului oleh periode renaisans
dan dimantangkan oleh gerakan Aufklaerun di abad ke 18 itu. Dalam zaman ini ada
dua hal yang sangat penting yaitu. Pertama semakin berkurangnya
kekuasaan gereja. Kedua semakin bertambahnya kekuasaan ilmu pengetahuan.
Pengaruh gerakan Renaisans dan Aufklaerung telah menyebabkan
peradaban dan kebudayaan barat modern berkembang dengan pesat dan demakin heba
dari pengaruh otoritas dogme-dogma dereja.
Filsafat barat modern memiliki corak yang berbeda dengan periode
filsafat Abad pertengahan. Di Abad pertengahan di pengaruhi otoritas kekuasaan
politik dan ilmu pengetahuan. Sedangkan pada filsafat modern otoritas kekuasaan
itu terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri.
Sebagai ahli waris zaman renaisans, filsafat zaman modern itu
bercorak Antroposentris yang artinya manusia menjadi pusat perhatian
penyelidikan filsafat. Wacana filsafat yang menjadi topik utama pada zaman
modern kususnya dalam abad ke-17 adalah persoalan epistemologi. Pertanyaan
pokok dalam epistemologi adalah bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan
apakah sarana yang paling memadai untuk mencapai pengetahuan yang benar, serta
apa yang dimaksud dengan kebenaran itu sendiri. Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang bercorak epistemologis ini maka dalam filsafat abad
ke-17 muncul dua aliran filsafat yang memberikan jawaban yang berbeda. Kedua
aliran filsafat tersebut adalah rasionalisme dan empirisme.
a.
Rasionalisme
Abad ke-17 adalah abad dimulainya pemikiran-pemikiran kefilsafatan
dalam artian yang sebenarnya. Semakin lama manusia semakin menaruh
kepercayaannya yang besar terhadap kemampuan akal. Sehingga tampaklah keyakinan
bahwa dengan kemampuan akal itu pasti dapat diterangkan segala macam persoalan,
dapat dipahami segala macam persoalan, dan dapat dipecahkannya segala macam
masalah kemanuasiaan.
Akibad dari keyakinan yang berlabih derhadap kemampuan akal
tersebut, terjadi perang terhadap mereka yang alas menggunakan akalnya,
terhadapkepercayaan yang bersifat dogmatis seperti yang terjadi pada abad
pertengahan, terhadap tata-susila yang bersifat tradisi, terhadap apa aja yang
tidak masuk akal, dan terhadap keyakinan-keyakinan dan anggapan-anggapan yang
tisak masuk akal.
Metode yang diterapkan oleh para filsuf rasionalisme ialah metode
deduktif, seperti yang berlaku padailmu pasti.
Tokoh penting yang dikenal dalam aliran filsafat rasionalisme
adalah Rene descartes (1598-1650) yang juga adalah pendiri filsafat
modern. Metode Descartes bukan saja sebagai metode penelitian ilmiah, ataupun
penelitian filsafat, melainkan sebagai metode penelitian rasional mana saja,
sebab akal budi manusia selalu sama.
b.
Empirisme
Empirisme merupakan kebalikan dari rasionalisme. Empirisme menentang pendapat para penganut
rasionalisme yang berdasarkan atas kepastian-kepastian yang bersifat a
priori. Namun menurut penganut empirisme metode ilmu pengetahuan ini
bukanlah bersifat a priori tetapi
a posteriori yakni metode
yang berdasarkan atas hal-hal yang datang atau terjadinya atau adanya kemudian.
Bagi enganut empirisme sumber pengetahuan yang menandai itu adalah
pengalaman, yakni pengalaman lahir yang menyangkut dunia dan pengalaman batin
yang menyangkut pribadi manusia.
Aliran empirisme pertama kali berkembang di Inggris pada abad ke-15
dengan Francis Bcon sebagai pelopornya. Bacon memberikan sejumlah
petunjuk agar seorang ilmuan berhati-hati terdapat idola-idolanya Yaitu: (1)
Idola Tribus yakni menarik kesimpulan secara terburu-buru. (2) Idola Specus
yakni menarik kesimpulan sesuai dengan seleranya. (3) Idola Fori yakni menarik
kesimpulan berdasarkan pendapat orang banyak. (4) Idola Theatri yakni menarik
kesimpulan berdasarkan ilmuan sebelumnya.
itulah materi yang disampaikan oleh dosen pada pertemuan kali ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar