Kamis, 10 Desember 2015

observasi psikologi



OBSERVASI
“Kemampuan Berbahasa Bayi Usia 1 Bulan”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
PSIKODIAGNOSTIK”
Dosen Pembimbing :
Ayu Imasria Wahyuliarmi, M.Psi
Disusun Oleh :.
Naila Mariyatul Ulfa         (1733143052)

SEMESTER III
TASAWUF PSIKOTERAPI
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB dan DAKWAH
IAIN TULUNGAGUNG 2014-2015


“ KEMAMPUAN BERBAHASA BAYI USIA SATU BULAN”
PANDUAN OBSERVASI
A.    Kajian Teori
Menurut Havighurst (1984), kemampuan menguasai bahasa dalam arti belajar membuat suara-suara yang berarti dan berhubungan dengan orang lain melalui penggunaan suara-suara itu, merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi. Hal ini adalah karena urat-urat saraf dan otot-otot alat bicara sudah berkembang baik sajak lahir. Olaeh karena itu, jauh sebelum bayi bisa bicara, dia telah mampu meniru secara selektif nada pembicaraan tertentu. Bahkan sejak sejak akhir bulan pertama, bayi dapat membedakan suara manusia dengan suara-suara lainnya. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa, bayi seperti halnya orang dewasa sudah dapat membedakan antara huruf mati dan huruf konsonan, seperti “pah” dan “bah”. Kemampuan ini muncul pada bayi kira-kira usia 1 bulan.
 (Kaplan 1971) mengidentifikasi empat tahap produksi bunyi pada bayi, yaitu: (1) tangisan yang dimulai dari kelahiran, (2) suara-suara lain dan mendengkur yang dimulai pada akhir bulan, (3) ocehan yang dimulai pada pertengahan tahun pertama, (4) suara yang telah dipolakan pada usia menjelang 1 tahun.
Suara pertama yang diucapkan oleh seorang bayi yang baru lahir adalah tangisan. Menangis adalah salah satu cara pertama bagi bayi berbicara dengan dunia luar. Melalui tangisan, bayi memberitahukan kebutuhannya kepada orang lain, seperti menghilangkan rasa lapar, pedih, lelah, dan keadaan tubuh yang tidak menyenangkan lainnya.
1.      Definisi Operasional
Selama bulan pertama kehidupannya, bayi sudah mampu mengeluarkan suara-suara sederhana seperti: merengek, menjerit, menguap, bersin, mengeluh, batuk, bunyi mengarau, menggeram dan sebagainya.



2.      Indikator Perilaku
·         Merengek
·         Menjerit
·         Menguap
·         Bersin
·         Mengeluh
·         Batuk
·         Bunyi mengarau
·         Menggeram
·         Nangis
·         Tersenyum

3.      Desain Observasi
a.      Target behavior
Sasaran dalam observasi ini adalah bayi normal beruasia 3 minggu, yang akan diamati mengenai kemampuan berbahasa dari setiap suara-suara yang keluar darinya berdasarkan stimulus yang ada.
b.      Observer
Nama                     : Naila Mariyatul ulfa
Usia                       : 19 tahun
Jenis Kelamin        : Perempuan

c.       Subjek
Nama                     : D A
Usia                       :  1 bulan
Jenis akelamin       : perempuan
d.      Tempat dan Waktu Pelaksanaan Observasi
Tempat                  : Rumah subjek
Waktu observasi    : Sabtu 15 November 2015: 08.00-08.30
Sabtu  15 November 2015: 15.00-15.30
Lama Observasi   : 30 menit
e.       Instrumen
·       Pensil
·       Paper

f.       Metode observasi
Metode yang digunakan dalam observasi ini yaitu Direct Observation (observation langsung) dengn menggunakan observation ini memungkinkan bagi peneliti untuk mengumpulkan data mengenai perilaku dan kejadian secara detail. Peneliti dalam obsevation langsung tidak beruhasa memanipulasi kejadian yang diamati.

g.      Metode Merekam Data
Dalam observasi kali ini observer menggunakan Rating recording. Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti check list, yakni dengan memberikan tannda check tertentu (silang atau lingkaran) apa bila gejala muncul di dalam kolom data yang sudah disediakan.
Observer menggunakan metode pencatatan ini karna menurutnya paling simpel dan mudah untuk merekam data.
h.      Macam Observasi
Observasi yang saya lakukan termasuk dalam Observasi Non Partisipan dimana observer tidak ikut di dalam kehidupan orang yang akan diobservasi, dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat. Di dalam hal ini observer hanya bertindak sebagai penonton saja tanpa harus ikut terjun langsung ke lapangan.
B.     Analisis Data
1.      Transkrip Data
Observasi pertama
Sabtu pagi, 08.00-08.30, Di rumah  subjek
Pagi itu saya mendatangi rumah subjek, dan saaat itu subjek sedang menyusu ibunya, setelah kira-kira 3 menit ibu sabjek menidukannya di tempat tidur, dan saya memulai melakukan observasi tepat pukul 08.00. sesaat setelah ibunya menyudai kegiatannya menyusui, si sabyek mulai merengak-rengek, ketika ibunya meletakkan jari telunjuknya di bibir subyek rengekan tersebut berubah menjadi senyum kecil dari subjek, namun ketika ibu subjek menjauhkan tangan dari subjek rengekan itu kembali terdengar, dan ibunya kembali meletakkan telunjuknya di mulutnya rengekan itu berhenti lagi dan subjek kembali menampakkan senyuman kecil lagi, berkali-kali terus seperti itu hingga akhirnya ibu subjek tidak lagi meletakkan telunjuknya di bibirnya dan subjekpun menangis. Tangisan itu berhenti ketika ibu mengelus-elus keningnya sesaat hingga subjekpun akhirnya menguap mungkin karna ia merasa nyaman dan kantukpun datang. Kemudia ibu menyudai kegiatannya mengusap kening subjek, dan ibunya mencoba mengajak sabjek bicara (ngliling) dan sabjekpun menaggapinya dengan suara raungan seolah-olah subjek mengerti apa yang ibunya katakan. Subjek juga sering mengeram sambil menggeliat dengan mengangkat tangannya keatas. Ia juga sering menatap keatas entah menatap apa hingga dia tersenyum dengan sendirinya. Sesekali ia juga bersin dan batuk. Hingga di menit terakhir subjek menangis cukup lama setelah dilihat ternyata ia ngompol, ibunyapun segera melepas kan popok dan sekalian melepaskan bajunya karna akan dimandikan. Sebelum saya menyudahi observasi saya mencium pipik subjek dan iapun menjerit dan menggerakkan kedua tangannya yang mengepal ke arah pipiku seperti gerakan memukul. Dan aku pun menyudahi observasi yang pertama ini tepat pukul 08.30.








Hasil pencatatan data observasi pertama
No
Perilaku
Tdk pernah
Kadang-kadang
sering
selalu


0
1-2kl
3-5kl
6-7kl
1
Merengek
1
2
4
2
Menjerit
1
3
4
3
Menguap
1
3
4
4
Bersin
1
3
4
5
Batuk
1
3
4
6
Mengarau
1
2
4
7
Mengeram
1
2
4
8
Nangis
1
2
3
9
Tersenyum
1
2
4

Observasi kedua
 Sabtu sore 15.00-15.30, Dirumah subjek
Sore harinya saya kembali datang kerumah subjek untuk melakukan observasi kedua. Saya datang kerumah subjek pikul 14.45 namun subjek sedang tertidur dan ibu sabjek sedang merebus air untuk mandi subjek. 5 menit kemudian subjek bangun dan menangis. Dan saya membantu menyiapkan air di bag untuk mandi subyek selang beberapa waktu subjek dimandikan oleh ibunya. Sayapun mulai melakukan observasi ketika subjek selesai mandi tepat pukul 15.00, subjek ditidurkan diatas tempat tidur yang telah disiapkan semua pakaiaanya dengan baju dibawah sendiri kemudian grita, dan diatasnya popok dan celana panjang. sesaat setelah subjek ditidurkan ia bersin-bersin. Kemudian ia mengarau-raung sambil menggerak-gerakkan kedua tangannya yang terkepal. Saat ibunya mengangkat kedua kakinya untuk dipakaikan celana ia menjerit kemudian menangis, ia baru tersenyum ketika rambutya diolesi minyak rambut oleh ibunya.  Kemudian ia merengek-rengek dan ibunyapun menyusuinya, saat disusui ibunya mengajaknya bicara (dikudang) iapun meraung-raung sambil tepat meyusu. Ketika menyusui ibu sabjek sedikit batuk-batud dan subjekpun tanpa diduga juga dedikit mengeluarkan suara batuk, entah itu karna tersedak akibat ibunya batuk atau karna memang meniru suara yang ditimbulkan oleh ibunya. Setelah cukup lama disusui ibu sabjek mencoba melepaskan susunya dari subjek tetapi subjek malah menangis dan akhirnya disusuinya kembali, sesaat kemudian susunya dilepas dengan sendirinya, ibu subjek mengira ia sudah cukup kenyang dan ibu menutup kembali susunya. Sujek menguap sekali dengan nggesekkan kepalan tangan kirinya ke arah mata. Sesaat kemudian kakak subjek yang berusia 9 tahun datang dan memanggil nama subjek, subjekpun memandang kakaknya dengan tersanyum dalam mulutnya yang belum ditumbui gigi. Kakaknya mengajak ia ngobrol (ngliling), subjekpun mengarau dengan menggerak-gerakkan kedua kaki dan tangannya (kroncalan). Terlihat bahwa subjek senang saat diajak ngobrol oleh kakaknya. Namun setelah kakaknya pergi, subjek mengeam dengan mengankat kedua tangannya yang mengepal dan membuka lebar kedua kakinya dengan sedikit menggeliat, kemudian subjek merengek dan menangis, hinnga inunya menggendonya dan menyusuinya barulah ia diam.
Hasil pencatatan data observasi kedua
No
Perilaku
Tdk pernah
Kadang2
sering
selalu


0
1-2kl
3-5kl
6-7kl
1
Merengek
1
3
4
2
Menjerit
2
3
4
3
Menguap
1
3
4
4
Bersin
1
3
4
5
Batuk
1
3
4
6
Mengarau
1
2
4
7
Mengeram
1
2
3
8
Nangis
1
2
4
9
Tersenyum
1
2
4
2.      Hasil Analisis Data Observasi
Setelah malakukan observasi dua kali, yang masing-masing berdurasi 30 menit. Didapatkan hasil penghitungan sebagai berikut.
Arr = jumlah kedua data/semua perilaku yg muncul x 100%
·         5/5 x 100% = 55,5%
·         3/5 x 100% = 33,5%
·         4/9 x 100% = 44,4%
·         4/9 x 100% = 44,4%
·         4/9 x 100% = 44,4%
·         6/9 x 100% = 66,6%
·         7/9 x 100% = 77,7%
·         7/9 x 100% = 77,7%
·         6/9 x 100% = 66,6%
3.       Interpretasi Data
Dari hasil observasi tersebut dapat di simpulkan bahwa sesungguhnya bayi sudah bisa menunjukkan kemampuan khusus bahasa, termasuk menyeleksi perhatian, membedakan suara, meniru aspek-aspek pembicaraan, mensingkronkan gerakan dengan nada suara. Disamping memiliki kemampuan berbahasa yang dapat berkembang dengan cepat, benyi sejak lahir juga aktif memproduksi bunyi sekalipun bukan bahasa.
C.    Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari form pencatatan, observasi kami menunjukkan hasil bahwa subjek termasuk bayi dengan perkembangan bahasa yang normal. Dengn bukti bahwa ia telah mampu menguasai kemampuan bahasa yang seharusnya sesuai usianya. Seperti halnya perilaku yang paling dominan ia lakukan adalah mengeluarkan tangisan. Fungsi tangisan tersebut dapat diinterpretasikan menjadi bermacam makna yang menyangkut apa yang sedang bayi tersebut coba utarakan pada orang disekitarnya terutama pada kedua orang tuanya.
Kemampuan pada bayi umur 1 bulan tersebut bayi sudah mampu mengeluarkan suara-suara sederhana seperti: merengek, menjerit, menguap, bersin, mengeluh, batuk, bunyi mengarau, menggeram dan sebagainya.
Referensi
Desmita (2012), psikologi perkembangan,Bandung:Remaja Rosdakarya
http:// Belajar  VALIDITAS DAN RELIABILITAS.html
www.ayahbunda.co.id/perkembangan bahasa bayi 0-1 bulan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar